Loading...
Masa Orientasi Siswa (MOS) kembali menelan korban. Kali ini, siswa SMA Taruna Palembang yang bernama Delwin Berli Julindro (14) meninggal dunia saat mengikuti MOS. Orangtua mengaku melihat luka memar di tubuh mendiang sang anak, sehingga memutuskan untuk mengusus kasus ini.
Berce, orangtua korban mengaku terkejut saat melihat anaknya tewas setelah sempat dirawat di RS Mayria. Beliau menemukan adanya luka memar di tubuh sang anak. Hal inilah yang membuatnya akhirnya melaporkan kematian sang anak ke polisi. Jenazah korban akhirnya dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Orangtua mencurigai sang anak menjadi korban penganiayaan, sebab ditemukan luka lebam di kaki. Namun, ketika dihubungi, pihak sekolah menyebut korban meninggal karena kelelahan mengikuti MOS selama seminggu di sekolah yang mengusung semi militer tersebut. Menurut sang paman, keluarga belum mendapat penjelasan dari sekolah soal luka lebam, tetapi hanya diberitahu bahwa pada saat MOS, siswa jalan kaki cukup jauh tengah malam, dan korban sempat pingsan hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit, lalu meninggal.
Hasil forensik menunjukkan korban meninggal karena mengalami luka parah di bagian kepala. Dokter bagian forensik RS Bhayangkara Palembang, Dr Indra Sakty menyebutkan ada luka benturan di kepala akibat benda tumpul, dan di kepala juga ada resapan darah (memar) yang berarti ada benturan kuat. Dari hasil otopsi, bukan hanya memar di kepala saja yang dilakukan. Ditemukan juga luka di bagian tubuh lain dan disebutkan korban sudah meninggal enam jam sebelum diautopsi.
Kepala sekolah SMA Taruna Indonesia Palembang, Tarmizi Endrianto buka suara soal kematian Delwin. Beliau menjelaskan bahwa MOS di SMA Taruna Indonesia Palembang memang fokus pada bimbingan fisik dan mental. Pihak sekolah juga sudah mendapat persetujuan dari orangtua untuk menjalankan program ini, sehingga orangtua sudah tahu proses yang dijalani.
Menindaklanjuti kematian Delwin, Dinas Pendidikan Sumatera Selatan mengirim tim investigasi khusus untuk mengusut kasus ini. Tim ini akan menyelidiki sistem MOS dan mencari apakah ada unsur kelalaian atau kesengajaan yang mengakibatkan tewasnya Delwin.
Mendikbud, Muhadjir Effendy, juga memberikan pendapatnya soal kasus ini. Beliau menegaskan bahwa tidak boleh terjadi perpeloncoan di sekolah terhadap siswa baru, terutama pada masa pengenalan lingkungan sekolah.
Lewat penyelidikan, polisi menetapkan salah satu Pembina SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, Obby Firman Arkataku (24) sebagai tersangka kasus penganiayaan. Polisi menyebut penganiayaan itu terjadi karena Pembina kesal akibat disebut sebagai Pembina yang kasar oleh korban. Korban sempat melawan dan disebut pemalas oleh Pembina, dan akhirnya tersangka kesal sehingga memukuli korban pakai bambu. Korban juga ditarik sehingga kepalanya membentur aspal dan tidak sadarkan diri.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Loading...
Tag :
informasi