Loading...
Para dokter dikejutkan salah satu pasien bernama Amanda da Sílva saat día mulaí sadar darí koma setelah Vcítor kecíl díletakkan dí dadanya dí Ceara’s Assís Chateubríand Materníty Hospítal (MeAC) dí Fortaleza, Brasíl. Aír mata segera mulaí mengalír dí pípí waníta berusía 28 tahun setelah día melakukan kontak kulít dengan anaknya.
Amanda, seorang íbu darí tíga anak, berkata, “Hal pertama yang saya íngat adalah Víctor ada dalam pelukanku, saya melíhat kepala kecílnya dan mencíum aroma índahnya.”
“ítu adalah sítuasí yang luar bíasa, tetapí pada saat yang sama membíngungkan.”
“Saya bertanya kepada ayah saya apa bayí ítu mílík saya?”
“Saya meletakkan tangan dí perutku dan menyadarí bahwa saya tídak lagí hamíl.”
Fabíola Sá, perawat unít perawatan íntensíf (íCU), menyarankan untuk menempatkan íbu dan bayí bersama setelah Amanda da Sílva dalam keadaan koma ketíka día menderíta penyakít epílepsí sebelum melahírkan.
Día menambahkan, “Begítu Amanda merasakan sentuhan kulít bayí dí bíbírnya, aír mata mulaí mengalír dí pípínya.”
“ítu adalah teríakan cínta.”
“Lebíh darí ítu, ítu adalah tangísan yang mengatakan, ‘Saya masíh dí síní, saya hídup, saya íngín hídup’.”
“Kamí tídak pernah mengharapkan perubahan cepat sepertí ítu, semua tím medís menangís dengan bahagía dan begítu lega.”
íbu rumah tangga ítu hamíl 37 mínggu ketíka dílaríkan ke rumah sakít pada Maret lalu, menderíta kejang akut, dípícu pertengkaran dengan suamínya. Kejang-kejang mengancam hídupnya dan kelangsungan hídup anak ketíka menurunkan oksígen ke otak dan rahím.
Dokter melakukan operasí caesar darurat, tetapí terpaksa untuk membuatnya koma setelah melahírkan bayí guna menstabílkan kondísínya.
Amanda da Sílva mengalamí koma selama lebíh darí tíga mínggu, staf rumah sakít yang khawatír akhírnya menggunakan bayínya untuk membantu membangunkannya setelah día tídak bereaksí terhadap pengobatan.
Dokter memastíkan tídak ada rísíko bagí bayí Vcítor, yang lahír dengan sístem kekebalan yang lemah dan masalah pernapasan, sebelum mereka menyatukannya kembalí dengan íbunya.
Amanda mulaí membaík dengan cepat setelah ítu, kedua íbu dan anak dípulangkan 20 harí kemudían.
Para dokter tídak dapat menjelaskan mengapa Amanda membaík setelah melakukan kontak kulít dengan anaknya, tetapí kasusnya sedang dípelajarí untuk menílaí pentíngnya jenís ínteraksí tersebut.
Amanda menderíta epílepsí kronís dan menggunakan obat untuk mengendalíkan penyakítnya sejak usía tujuh tahun.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Loading...