Setiap Hari Disuntikkan, Pengidap Paru-paru Basah Ini Baru Tahu Obat yang Diberikan Puskesmas Kedaluwarsa Gara-gara Muncul Reaksi Ini

Loading...
Kembali terjadi kasus pasien mengkonsumsi obat kadaluwarsa dari Puskesmas.
Kali ini kejadian itu menimpa Nur Istiqomah (50) yang mengidap penyakit paru-paru basah.
Dirinya menerima obat dari Puskesmas Vila Pertiwi, Cilodong, Kota Depok Jawa Barat.



Ditemui di kediamannya di Perumahan Vila Pertiwi, Cilodong, Kota Depok, Nur mengatakan dirinya baru mengetahui bahwa obat yang dikonsumsinya sudah kedaluwarsa pada Minggu (8/9/2019) kemarin.
Hari sebelumnya pada Sabtu (7/9/2019), Nur mengatakan juga telah menyuntikan obat yang kadaluwarsa tersebut ke tubuhnya.

Dijumpai wartawan, Nur menjelaskan sudah sebulan belakangan ini dirinya berobat di Puskesmas Vila Pertiwi dan diharuskan mengkonsumsi obat dengan cara disuntik setiap harinya.

Ia pun menjalani proses pengobatan tersebut dan pergi ke Puskesmas Vila Pertiwi setiap hari Senin hingga Jumat untuk disuntik.

Namun sayangnya apabila hari Sabtu dan Minggu dirinya harus menyuntikan obat tersebut di tempat lain lantaran Puskesmas tersebut tidak beroperasi.
Nur, baru mengetahui obat tersebut kadaluwarsa telah melewati batas akhir konsumsi pada bulan Juli 2019 silam, ketika menyuntikan obat tersebut di tempat lain yakni di Klinik 24 jam.

“Pas sama dokter disana mau nyampur obat, eh obatnya gak kecampur. Saya disuruh lihat botolnya rupanya tanggalnya sudah lewat."

"Dia (dokter) angkat tangan gak mau nyuntik saya sementara saya harus rutin setiap hari gak boleh putus nyuntik obat itu,” ujar Nur di kediamannya, Senin (9/9/2019).

Mencari pertanggungjawaban atas kobat kedaluwarsa yang dikonsumsinya, Nur pun mendatangi Puskesmas Vila Pertiwi.
Kedatangannya tersebut pun disambut baik, dan pihak Puskesmas Vila Pertiwi beritikad baik dengan mengantarkannya ke Rumah Sakit Sentra Medika menemui dokter spesialis paru-paru.
“Tadi sudah ke Rumah Sakit Sentra Medika diantarkan pihak Puskesmas sama Dinas Kesehatan.

Disana saya ketemu dokter Lusi katanya ini gak apa-apa. Kalau obatnya gak diterima tubuh kan ada enzim nanti dikeluarkan melalui keringat dan kotoran,” jelas Nur.

Meski begitu, Nur mengakui tidak tahu sejak kapan obat yang dikonsumsinya tersebut kedaluwarsa, lantaran sudah menyuntikannya sebanyak 33 kali.
“Sudah sebulan lebih lah dan saya selalu ambil obat di Puskesmas Vila Pertiwi dengan merek dan dosis yang sama. Tapi saya gak tahu kalau saya suntik obat kadaluwarsa sejak kapan tapi ketahuannya ya baru hari Minggu itu,” tambahnya.

Nur mengatakan tidak ada dampak signifikan dari obat tersebut.

Ia hanya merasa pusing dan mual yang mana merupakan efek samping dari obat tersebut.

“Kata dokter di Rumah Sakit memang efek sampingnya pasti mual dan pusing. Saya juga gak merasa ada yang berbeda di tubuh saya habis suntik obat yang kadaluwarsa kemarin,” ucap Nur.
Terakhir, ia mengatakan bahwa saat ini dirinya sudah tak lagi perlu menyuntikan obat tersebut ke tubuhnya.

Karena telah diganti dengan obat berbentuk kapsul yang lebih mudah dikonsumsi olehnya.

“Mulai besok saya minum obat biasa aja jadi gak pakai suntikin obat lagi kayak kemarin,” bebernya.

Sementara itu, sejumlah pegawai Puskesmas Vila Pertiwi yang tengah menyambangi kediaman Nur, enggan berkomentar banyak terkait obat kadaluwarsa tersebut.

“Kesini cuma antar obat, gak bisa komentar apa-apa. Maaf ya,” ujar salah seorang pegawai sambil meninggalkan kediaman Nur.

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Sumber:intisari.grid.id
Loading...
Back To Top